Senin, 17 Oktober 2011

cerita " study banding Rapat RT di Dunia Lain"


Study banding rapat RT di Dunia Lain
(Ngisor Wit Pring)

            Malam Jumat Kliwon, tepatnya jam 23.30 waktu dunia hitam telah bersiap-siap mengadakan rapat rencana  kerja. Ketua kegiatan tersebut dikomandani oleh Bos Besar Lusiffer. Beberapa saat kemudian sudah ratusan peserta berkumpul dengan segala dandanan dan assesoris yang berbeda-beda. Ada yang wangi, ada yang super huek setengah mati, ada yang compang camping, ada yang berpakain ketat sampai-sampai tutup kepalapun diberi sabuk, ada yang gak pakai pakain, ada yang gak cukur, ada yang gak pakai sandal tetapi mereka enjoy aja, mungkin karena tingkat kesadaran peserta yang tinggi, toleransi yang tinggi, dan kesadaran untuk rukun sesama mereka tinggi. Peserta itu antara lain : Bang Tuyul, Lik Gendruwo, Mas Pocongan, Mbak Peri, Mbah Wewe Gombel, Om Banas Pati, Tante Sundel Bolong, Dik Bayi Bajang, Mas Bulus Jimbung, Om Glundung Pringis, Mas Setan, dll yang belum bisa penulis sebutkan karena penulis merinding juga rupanya untuk menulis nama yang lain.
            “ Salam kesesatan bagimu hai para pengacau suasana!” teriak Lusiffer. “Salam kesesatan juga om!!” teriak peserta. “ Bagaimana hasil kerja kalian untuk mengganggu manusia agar selalu tidak rukun kepada sesamanya??”, “sukses om!!”, teriak mereka. Lusiffer sangat salut atas kinerja anak buahnya yang selalu kompak tanpa ada rasa grundelan atau mengeluh dalam tugasnya. “ Hai Tuyul, dah berapa uang yang kau ambil sehingga banyak manusia dirugikan?”. “ sukses Om, tiap hari manusia saya rugikan sekitar 1 M”, “Bagus!!”, dan masih banyak lagi laporan-laporan yang semuannya sukses dalam tugas-tugasnya.
            Dari hasil rapat tersebut tidak ada satupun yang protes, semua mendukung program kerja selanjutnya. Hebat bukan??.
            Pada saat itu ada seorang Supra Natural yang berjalan disekitar tempat Lussifer rapat, ia tertegun dan heran atas hasil rapat itu, hebat,… gak ada perselisihan, gak ada yang protes mereka kompak, mungkin mereka semua satu pikiran : pengacau suasana hidup manusia, coba jika ada yang usul untuk rajin berdoa, atau setiap rapat didahului dengan doa,..pasti semua peserta protes. Guman seorang Supra Natural itu.
Ia masih berguman, “ Lha klo sesama manusia rapat kok mesti ada-ada aja pergelakan, malah kadang gontok-gontokan, sindir-menyindir,…hemmm…aneh”.
            Rapat dilanjutkan, Setan satu ini memaparkan hasil kerjanya,” Atas nama Om Lusiffer, pewaris biang kerok di muka bumi manusia, saya melapor bahwa saya telah berhasil menyakinkan manusia untuk mempunyai rasa iri, dengki, dendam, sombong, tidak jujur, pembohong, mengkritik, menterror temannya, mempermalukan, memfitnah, menggosip, memutarbalikan fakta, sewenang - wenang, melecehkan harga diri, menjatuhkan martabat, menyakiti hati, usil, dll. Semua peserta rapat bersorak sorai,…hidup setan…hidup setan !!! . Sungguh penuh keakraban. Sang Supra Naturan tertegun  lagi, “ kok mereka gak ada yang bertengkar ya, merekapun kompak dalam merahapi hidangan antara lain, kembang kanthil, kembang setaman, menyan putih, menyan coklat, burung gagak hitam, dll. Gak ada yang sungkan sungkan atau berpura pura sungkan”. 
            Sang Supra Naturan melanjutkan perjalanan menuju rumah dan ada rencana “ Apa seperti itu ya saya membuat laporan, sehingga semua manusia bisa menjadi kompak?”. Sang Supra Natural berlagak bodoh, tetapi dari pengamatannya tadi memunculkan sebersit pertanyaan “ Perlukah sistematis Rapat RT diubah?” 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SELAMAT DATANG, MOHON UNTUK KOMENTERNYA/IDENYA/SEBUAH JAWABAN TERGANTUNG DARI ISI. TERIMA KASIH.