Jumat, 28 Januari 2011

Badai Matahari

Matahari merupakan  pusat tata surya kita. Matahari merupakan sumber panas bagi bumi. Matahari adalah suatu bola gas panas. Piringan matahari  menyilaukan, tempat asal cahaya dan bagian  yang memancar, yang disebut fotosfer. Di sekeliling fotosfer adalah lapisan gas merah cemerlang yang disebut kromosfer. 
Untain hidrogen merah menyala terlempar sejauh ratusan ribu kilometer ke antariksa dari komosfer. Untaian ini disebut prominensa. Sekeliling kromosfer terdapat lapisan gas lain yang disebut korona. Permukaan matahari ditandai bercak-bercak suram yang disebut bintik matahari, dapat dilihat dengan teleskop khusus. Garis tengah matahari  1392000 km, atau sekitar 109 kali garis tengah bumi. Massa atau berat totalnya 331950 kali bumi. Suhu permukaannya sebesar 60000 K dan suhu di pusat sebesar 150000000 K.
Matahari mempunyai kromosfer atau lapisan gas merah kira-kira setebal 10000 km, bagaikan atmosfer bumi. Sedangkan prominensa matahari terdiri dari awan hidrogen yang terlempar melampaui kromosfer ke korona. Korona ialah awan gas sangat tipis, warnanya hijau mutiara, kekuning-kuningan, dan hanya terlihat pada waktu terjadi gerhana matahari total.
Sedangkan bintik matahari  besar yang  jumlahnya berubah-ubah dalam daur sepanjang sebelas tahun dan berpengaruh terhadap kegiatan matahari  yang akan menyebabkan badai matahari. Pusat suram bintik matahari disebut umbra. Umbra ini dikelilingi cincin lebih terang yang disebut penumbra. korona, prominensa, dan promosfera hanya nampak selama gerhana matahari. Di waktu lain semuanya itu tertutup oleh kecermelangan fotosfera. Ketiganya dapat diamati oleh alat Koronagraf, yakni telescop khusus yang menghilangkan sinar menyilaukan dari fotosfer.
KORONA SEWAKTU ADA BINTIK MATAHARI
  
BINTIK MATAHARI

Bintik matahari  disebut sunspot  mulai terlihat membesar, yaitu hingga berukuran tujuh kali planet Bumi. Seperti dilaporkan di Space Weather News, sunspot ini telah mengembang cepat sejak terlihat pertama kali pada  14 Desember 2010 yang lalu. Kecenderungan ini terus berlanjut, maka 1035 menjadi sunspot terbesar tahun ini, bahkan tahun-tahun sebelumnya. Seperti yang diungkapkan penelit LAPAN, Clara Yono Yatini, bintik hitam menjadi pertanda tingkat keaktifan matahari. Ketika masa aktif itu mencapai puncak, matahari dapat menimbulkan ledakan (corona mass ejection) yang dapat menghujani Bumi dengan partikel yang berpotensi mengganggu. Sebelumnya, LAPAN  dan berbagai peneliti dunia telah memperkirakan bahwa masa puncak aktivitas matahari yang kini berada di siklus ke-24 ini akan terjadi pada rentang 2012-2013. Pada masa inilah diduga akan terjadi badai luar angkasa ekstrem akibat aktivitas matahari.





BADAI MATAHARI

Isu Badai Matahari sudah lama menjadi pembahasan para pakar perbintangan di seluruh dunia karena ada kabar ramalan dari SUKU MAYA tentang  kiamat di tahun 2012 itu adalah sebenarnya adalah kejadian badai matahari. LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) memperkirakan puncak siklus badai matahari tidak  terjadi pada tahun 2012 tetapi diprediksikan terjadi pada bulan  Oktober 2013.


TAHUN 2010 SAMPAI 2015
Antara tahun 2010 sampai 2015 ini merupakan perkiraan terjadi badai matahari
"Pada 2012 hingga 2015 bintik matahari diperkirakan mencapai titik yang sangat banyak dan itu akan memicu banyak ledakan," ujar Dra Clara Yono Yatini, MSc, Kepala Bidang Aplikasi Geomagnet dan Magnet Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), di sela-sela sosialisasi fenomena cuaca antariksa 2012-2015 di Denpasar, Bali.[kompas]
"Siklus matahari terjadi pada rentang waktu 2010-2015. Puncak siklusnya, menurut perkiraan LAPAN, terjadi pada bulan Oktober 2013. Penelitian oleh negara lain juga memperkirakan terjadi pada pertengahan 2013," kata Clara yang juga sebagai Peneliti Bidang Matahari dan Antariksa LAPAN.  LAPAN  menjelaskan badai matahari akan mundur pada 2013 karena hingga saat ini belum menemukan tanda-tanda adanya aktivitas matahari yang ekstrim sebagai puncak siklus. Siklus matahari terjadi setiap  11 tahun (apabila dirata-rata). Siklus ini menunjukkan adanya masa awal, puncak dan akhir siklus. Saat ini, matahari sedang mengalami siklus ke-24. Saat, puncak aktivitas matahari terjadi ledakan besar di matahari. 


APA YANG DIMAKSUD BADAI MATAHARI ?

Badai matahari adalah ledakan besar di atmosfer matahari yang dapat melepaskan energi sebesar 6 × 1025 joule. Istilah ini juga digunakan untuk fenomena yang mirip di bintang lain. Badai matahari menyebabkan efek terhadap semua lapisan atmosfer matahari (fotosfer, korona dan kromosfer). Terjadinya badai terjadi di wilayah  bintik matahari.Sinar X dan radiasi ultraviolet yang dikeluarkan oleh badai matahari dapat mempengaruhi ionosfer Bumi dan mengganggu komunikasi radio atau gelombang elektromagnetik yang digunakan untuk aktivitas di bumi dalam berkomunikasi. Badai matahari pertama kali diobservasi oleh Richard Christopher Carrington tahun 1859. Sebagian orang mungkin sudah tahu informasi tentang akan adanya badai matahari atau CME (Corona Mass Ejection) pada tahun 2012 nanti. Kata Dr. Thomas Djamaluddin badai matahari tersebut tidak menyebabkan kiamat, namun tetap berdampak pada benda astronomi di sekitarnya. Badai matahari berdampak tidak langsung terhadap manusia, dampaknya adalah terganggunya sinyal radio sehingga menyebabkan jaringan komunikasi menjadi rusak, jelek, atau tidak berfungsi. 
BADAI MATAHARI

BAGAIMANA JIKA BADAI MATAHARI MENGARAH KE BUMI ?

Dari tempointeraktif, menurut Thomas, badai matahari itu baru menjadi persoalan jika ledakannya mengarah ke bumi. Saat itu, kata dia, bukan hanya satelit yang mengangkasa di orbit bumi yang terganggu. Bumi pun mengalaminya. Prediksi lain mengatakan dengan adanya badai matahari menyebabkan sampah-sampah angkasa yang ada misalnya satelit-satelit akan jatuh ke bumi. Saat ledakan matahari mengarah ke bumi, partikel berenergi tinggi yang ikut terlontar menyusup masuk bumi mengikuti arah medan magnet bumi dari kutub utara dan menyebar memasuki atmosfer. Insiden itu pernah dilaporkan pada saat siklus 22 pada 1989. Kala itu transformator (trafo) pembangkit listrik di Quebec, Kanada, terbakar dan sesaat kemudian listrik yang memasok kebutuhan 6 juta penduduk di sana padam selama 9 jam.


AKTIVITAS MATAHARI TAHUN 2013
Hasil penelitian  Matahari sejak tahun 2000 menunjukkan jumlah bintik Matahari cenderung berkurang hingga mencapai tingkat terendah tahun 2009. Tetapi pada  tahun depan diperkirakan mulai terjadi peningkatan kejadian bintik Matahari hingga mencapai puncaknya pada tahun 2013.
Hal ini dipresentasikan Kepala Bidang Matahari dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Clara Yono Yatini, dalam forum komunikasi kehumasan instansi pemerintah bertema ”Fenomena 2012”, di Jakarta, Selasa (15/12). Sri Kaloka Prabotosari, Kepala Pusat Pemanfaatan Sains Antariksa LAPAN, menambahkan, saat ini Matahari sedang berada pada awal siklus ke-24. ”Menurut perhitungan, puncak siklus terjadi pada sekitar tahun 2012-2013. Saat itu terjadi flare yang sangat besar,” ujarnya. Munculnya prediksi LAPAN, yang dikuatkan  data National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), menggugurkan prakiraan tahun lalu yang menyebutkan bahwa puncak bintik Matahari terjadi tahun 2012. Meski demikian, lanjut Clara, aktivitas Matahari yang mengancam magnet dan lingkungan ionosfer dan atmosfer Bumi bukan hanya berupa bintik Matahari, melainkan ada fenomena lain, seperti flare, lontaran massa korona (corona mass ejection/CME), badai Matahari, dan partikel energetik.


LETAK BADAI MATAHARI, LETAK BUMI TERHADAP BADAI MATAHARI, JARAK, DAN ARAH PANCARAN GAS YANG DISEBABKAN BADAI MATAHARI

Saat terjadi badai matahari, partikel berenergi tinggi berupa proton dan elektron dilontarkan dari matahari. Kadang lontaran itu disertai interaksi dengan medan magnet bumi yang menjadikan dampak tambahan. Bila partikel itu mengarah ke bumi, fasilitas pertama yang terkena dampaknya adalah satelit. Setelah itu yang terkena adalah jaringan listrik di wilayah lintang tinggi. Tapi badai matahari tidak berdampak langsung pada manusia di permukaan bumi. Jadi, hanya dampak teknologi dan ekonomi yang mungkin terjadi, sebut Thomas. Badai matahari sebenarnya bukan hanya saat puncak yang diperkirakan 2012/2013. Ledakan di matahari bisa terjadi sewaktu-waktu. Hanya saja frekuensi kejadiannya paling banyak saat puncak aktivitas matahari. Namun lebih sering terjadi bukan berarti paling kuat. Dan tidak ada seorang pakar yang bisa memperkirakan kapan badai matahari paling besar akan terjadi. Walau perkiraan kasarnya bisa dibuat, yaitu sekitar puncak aktivitas matahari, sebelum atau sesudahnya. [mdr-Ellyzar Zachra PB-modf.]





DAMPAK BADAI MATAHARI TERHADAP BUMI
1. GANGGUAN KOMUNIKASI/GELOMBANG ELEKTROMAGNET
Hasil pengamatan sejak tahun 2000, ketika bintik Matahari mengalami penurunan, gangguan cuaca antariksa justru terjadi karena munculnya fenomena tersebut, yaitu pada tahun 2000, 2003, dan tahun 2005. Gangguan pada tahun-tahun tersebut antara lain mengakibatkangangguan komunikasi satelit dan blackout atau padamnya jaringan listrik di beberapa negara. ”Oleh karena itu, pemantauan dan antisipasi menjelang puncak aktivitas Matahari harus terus dilakukan,” katanya. Bintik hitam Matahari mencapai jumlah tertinggi pada tahun 2013 hingga 90 buah. Namun, prediksi sumber lain menyebutkan 170 buah, sama dengan kejadian tahun 2000. Di daerah bintik hitam itu terjadi puntiran garis medan magnet Matahari. Ini berpotensi menimbulkan flare atau ledakan di permukaan Matahari akibat terbukanya kumparan medan magnet. Selain melepaskan partikel berenergi tinggi, flare juga memancarkan radiasi gelombang elektromagnetik dan menimbulkan badai Matahari. Daniel Becker dari University of Colorado seorang ahli cuaca angkasa adalah pencetus laporan khusus dari Academy of Sciences Amerika Serikat, “Sekarang ini kita semakin dekat dengan kemungkinan bencana ini. Jika manusia tidak dapat mempersiapkan diri deng-an matang terhadap bencana badai matahari yang akan menimpa ini. Badai matahari ini mungkin akan memutuskan pasokan listrik umat manusia, sinyal ponsel, bahkan termasuk sistem pasokan air.”
2. PEMANASAN GLOBAL
Pemanasan global adalah kejadian meningkatnya temperatur atau suhu rata-rata di atmosfera,laut, dan daratan di bumi. Gas rumah kaca diprediksi penyebab dari pemanasan global.  Gas itu terdiri dari CO, CO2, CFCs, O3, dan NOx. Tetapi apabila bumi tidak mempunyai gas-gas rumah kaca, maka suhu akan mencapai 33 derajat celcius. Banyak prediksi peningkatan rumah kaca, ada yang menyebutkan karena ulah manusia, ada yang menyebut karena aktifitas geologi, ada pula yang menyebutkan karena siklus carbon di laut terhambat. Dari pemanasan global, prosentase gas CO2  sebesar 50 prosen, gas CFCs sebesar 20%, gas O3 sebesar 8 persen, dan gas NOx sebesar 7 persen. Tuduhan terhadap manusia tentang meningkatnya pemanasan global pada peningkatan CO2. Dalam ilmu biologi, manusia membutuhkan O2 untuk bernafas, dan hasil pernafasan itu manusia mengeluarkan CO2 atau sisa-sisa pembakaran, sedangkan tanaman membutuhkan CO2 untuk bernafas dan mengeluarkan O2 yang dibutuhkan manusia. Simpulannya semakan banyak tananman semakin mengurangi CO2 yang beredar di udara. CO2 membuat sesak dalam bernafas. Dilematis juga membahas tentang CO2, karena pada malam tanaman  membuttuhkan O2 dan mengeluarkan CO2, Jadi kurang pas jika pada malam hari manusia berada di bawah pohon. (widi ary)
Bersyukurlah Indonesia menjadi paru-paru dunia karena masih banyak hutan-hutan sebagai penopangnya. Tetapi penelitian lain menyebutkan bahwa manusia menyumbang CO2 sebesar 5 persen. Sumbangan CO2 lain adalah aktifitas gunung berapi. Pemanasan global juga dipengaruhi oleh sinar kosmik yang menyebabkan pengaruh awan di atmosfera bagian bawah. Sinar kosmik ini berasal dari luar angkasa.
Simpulannya dengan pemanasan global menyebabkan menyusutnya es di kutub utara dan kondisi iklim yang tidak menentu. Secara global, rumah kaca menyebabkan kondisi di bumi atau keadaan di bumi semakin panas. Akibat negatif pemanasan global secara terperinci Hmenurut Rini idayati adalah : A. Meningkatnya tingkat kematian dan penyakit serius pada manula dan golongan miskin perkotaan dan meningkatnya cekaman panas pada binatang liar dan ternak. B. Perubahan terhadap tujuan wisata. C. Meningkatnya resiko kerusakan pada tanaman pertanian. D. Meningkatnya tenaga listrik untuk pendinginan. E. Meningkatnya kisaran dan aktivitas beberapa hama dan vektor penyakit. F. Meningkatnya banjir, erosi, dan tanah longsor. G. Meningkatnya runoff yang berarti meningkatnya debit aliran air pada daerah basah.
3. GANGGUAN JARINGAN LISTRIK
Plasma balls yang dipancarkan dalam letusan permukaan matahari mungkin bisa menghancurkan jaringan listrik kita, sehingga mengakibatkan bencana dahsyat. ( sedikit cuplikan laporan khusus yang dikeluarkan oleh National Academy of Sciences, Amerika Serikat pada bulan Januari 2009 menyatakan bahwa bencana seperti ini sangat mungkin bisa terjadi. Studi tersebut disponsori oleh NASA). Dari gangguan listrik melebar dampak-dampak yang lain,  yaitu :
Cuplikan pernyataan : Ilmuwan Amerika Serikat memperingatkan bahwa, pada 2012 badai matahari yang kuat di bumi akan membawa malapetaka besar pada manusia, yang akan mempengaruhi setiap aspek pada masyarakat modern sekarang. Para ahli yang mengeluarkan peringatan mengatakan, dampak badai matahari pada bumi kemungkinan adalah “efek domino”. Coba pikirkan, bila jaringan listrik menjadi rapuh dan tidak stabil, hal-hal yang berhubungan dengan bisnis pasokan listrik juga akan menjadi korban: peralatan refrigeration berhenti, makanan dan obat-obatan yang tersimpan dalam ruang berpendingin dalam jumlah besar akan kehi-langan kondisi penyimpanan dan rusak; pompa tiba-tiba berhenti berfungsi, air minum pada masyarakat akan menjadi masalah. Selain itu, karena gangguan pada sinyal satelit, sistem posisi GPS akan menjadi sampah. Sebenarnya pada awal 1859 pernah terjadi kasus serupa, peledakan badai matahari saat itu bahkan me-ngakibatkan jaringan telegram terbakar rusak. Tentu saja sekarang ini di bumi sudah dipenuhi oleh fasilitas kabel dan nirkabel, tetapi fasilitas ini sulit menahan ujian badai matahari. Ketika badai matahari kuat menyerang, umat manusia di bumi akan menghadapi dua masalah besar. Pertama, adalah tentang masalah jaringan listrik modern sekarang. Jaringan listrik modern sekarang pada umumnya menggunakan tegangan tinggi untuk mencakup daerah lebih luas, ini akan memungkinkan operasi jaringan listrik lebih efisien, Anda bisa mengurangi kerugian selama transmisi listrik, juga kerugian listrik karena produksi yang berlebihan. Namun, secara bersama ia juga menjadi lebih rentan terhadap serangan cuaca ruang angkasa. transmisi jaringan akan menjadi sangat rentan dan tidak stabil, atau bahkan mungkin menyebabkan terhenti secara total. dan ini hanya merupakan efek domino yang pertama, selanjutnya mungkin juga akan menyebabkan “lalu lintas lumpuh, komunikasi terputus, industri keuangan runtuh dan fasilitas umum kacau; pompa berhenti menyebabkan pasokan air minum terputus, kurangnya fasilitas pendingin, makanan dan obat-obatan sulit disimpan secara efektif. Para ilmuwan telah memperkirakan bila ada intensitas badai matahari kuat mungkin dapat menyebabkan kerugian sosial dan ekonomi manusia, hanya pada tahun pertama saja kerugiannya mencapai 1-2 triliun dollar AS, sementara pemulihan dan rekonstruksinya diperlukan setidaknya 4-10 tahun
Isu yang kedua adalah tentang masalah sistem jaringan listrik yang saling ketergantungan yang dukungan kehidupan modern kita, seperti masalah air dan penanganan limbah, masalah infrastruktur logistik supermarket, masalah pengendalian gardu listrik, pasar keuangan dan lainnya yang tergantung pada listrik. Jika dua masalah digabung jadi satu, kita dapat dengan jelas melihat bahwa peristiwa kemungkinan muncul kembalinya badai matahari carrington sangat mungkin akan menyebabkan bencana besar yang langka. Adviser laporan khusus dari National Academy of Sciences Amerika Serikat dan analis daya listrik industri John Kappenman menganggap “Bencana seperti ini dibandingkan dengan bencana yang biasa kita bayangkan secara total berlawanan. biasanya wilayah kurang berkembang rawan serangan bencana, namun dalam bencana ini, wilayah yang semakin berkembang lebih rentan terhadap serangan bencana.”

KESIAPAN MANUSIA TERHADAP BADAI MATAHARI

Menghadapi kemungkinan bencana serius yang akan menimpa, Amerika Serikat dan seluruh umat manusia tidak segera merespon untuk mempersiapkan pekerjaan secara baik dalam menghadapi putaran badai matahari berikutnya. Becker me-ngatakan bahwa karena kemungkinan terjadinya skala besar badai matahari sangat kecil, “Seluruh masyarakat bahkan tidak menanggapinya, namun hanya memperhatikan masalah di hadapan mata”. Terhadap cuaca di bumi, para ahli cuaca dapat melacak badai yang akan menimpa selama beberapa hari ke depan, dan mengeluarkan peringatan yang sesuai kepada penduduk setempat, namun badai matahari atau cuaca ruang angkasa benar-benar berbeda. Backer mengatakan bahwa sekarang ini kita masih tidak dapat memprediksi secara akurat waktu dan kekuatan badai matahari, yang dapat diprediksi oleh saya dan rekan saya hanya jika sebuah badai matahari besar menyerang, kami secara mutlak tidak mampu menanganinya.” Ini mirip dengan peringatan dini bencana angin topan dan manusia di bumi, dewasa ini umat manusia terutama tergantung pada prediksi dari siklus sunspot untuk memantau intensitas badai matahari serta dampaknya pada bumi. Yang dimaksud dengan sunspot adalah proses peningkatan dan pengurangan yang berarti dalam jumlah sunspot setiap 11 tahun. Siklus dihitung mulai dari aktivitas terendah sunspot pada matahari. Dalam masa aktif sunspot akan meningkat, badai matahari yang terjadi akan lebih banyak. Ketika badai matahari terjadi, partikel kecepatan tinggi serta aliran ion yang terbentuk oleh partikel bermuatan listrik yang dipancarkan secara besar-besaran oleh matahari akan berpengaruh terhadap lapisan medan magnit bumi, ionosfir serta kondisi atmosfir netral. Dalam masalah dampak bahaya badai matahari, lebih dari satu abad, orang-orang terus memantau kegiatan sunspot. Berdasarkan fenomena yang terjadi di atas permukaan matahari serta data bintik matahari siklus yang terjadi sebelumnya, para ilmuwan dari National Center for Atmospheric Research, NCAR, Amerika Serikat, berhasil mengembangkan sebuah model baru ilmu dinamika solar. Dengan model baru, para astronom dapat memberikan peringatan secara dini dari aktivitas sunspot matahari. Mereka berharap bahwa peringatan dini dapat membantu perusahaan-perusahaan listrik, para pengendali satelit dan aspek lainnya dalam beberapa hari atau bahkan tahun-tahun sebelumnya agar bisa bersiap-siap menghadapai kegiatan sunspot matahari. Menurut informasi, ketepatan model baru ini dapat mencapai akurasi 98%. Richard Enke dari National Science Foundation, Departemen Atmospheric Research Amerika Serikat mengatakan bahwa jika dapat secara dini memprediksi aktivitas badai matahari, orang-orang akan dapat dengan baik menanggulangi gangguan seperti komunikasi, kegagalan satelit, pemadaman listrik, serta ancaman terhadap astronot dan hal-hal lain.(Erabaru.or.id/lim)

Tuhan menciptakan manusia secitra dan segambar dengan Allah, segala kelebihannya dan kekurangannya digunakan untuk saling melengkapi satu sama lain. Manusia diciptakan lebih dari ciptaan yang lain, mempunyai pikiran, perasaan, dan hati nurani. Dalam menghadapi fenomena alam, banyak manusia berusaha untuk mencari penyelesaian dan penanggulangan agar segala fenomena alam yang merugikan manusia bisa dihindari. Itulah manusia yang diciptakan Tuhan dengan segala kasihNya. Banyak manusia tidak menginginkan manusia lain terkena bencana dan berharap sesama manusia saling berdampingan dan bekerja sama untuk kelangsungan semua umat sampai pada akhir yang telah ditentukan oleh Sang Khalik. Terima kasih kepada para pakar dan teknokrat-teknokrat yang telah berusaha untuk menyikapi  KEMUNGKINAN BENCANA FENOMENA ALAM. Memang selayaknya kejeniusan manusia untuk kesejahteraan manusia lain. 
(Ungkapan Widi Ary, Lulusan Fakultas Pend. Teknologi dan Kejuruan , bidang elektronika IKIP Semarang yang sekarang menjadi Universitas Negeri Semarang)

1 komentar:

SELAMAT DATANG, MOHON UNTUK KOMENTERNYA/IDENYA/SEBUAH JAWABAN TERGANTUNG DARI ISI. TERIMA KASIH.